Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Smart Training, Bukan Hard Training
06 Oktober 2016
Smart Training, Bukan Hard Training
 
 

Banyak yang mengasosiasikan atlet dengan latihan fisik keras dan disiplin tinggi. Hal ini biasanya lazim terjadi di dunia olahraga, tapi yang dirasakan oleh atlet-atlet muda bulutangkis di PB Djarum ternyata sedikit berbeda. Latihan fisik yang mereka jalani setiap harinya sangat fun dan jauh dari kata membosankan. Apa rahasianya?

Adalah Fahmy Fachrezzy, seorang instruktur fitness profesional sekaligus dosen olahraga di UNJ yang membawa metode smart training ini pada program latihan atlet bulutangkis PB Djarum. Bagi Fahmy yang biasa menangani atlet taekwondo, melatih atlet bulutangkis merupakan sebuah tantangan baru. Metode latihan yang digunakan juga lebih memfokuskan ke psikis sang atlet, karena itu Fahmy memanfaatkan musik untuk setiap tahapan latihannya. Menurut Fahmy, dengan memasukkan unsur musik, atlet-atlet didikannya akan menikmati setiap gerakan yang diberikan. Padahal porsi latihan yang diberikan meliputi latihan fisik dan teknik yang sebenarnya sangat berat.

Latihan jenis ini sudah dicoba oleh Fahmy sejak tahun 2000. Awalnya Fahmy mencoba metode ini untuk tim senam dengan misi untuk meningkatkan fisik, kelincahan dan speed. Menambahkan musik pada program latihan mulanya hanya untuk mengiringi saja, namun ternyata saat tidak ada musik, atlet menjadi tidak bersemangat. Sejak saat itulah Fahmy selalu menggunakan musik sebagai bagian dari program latihannya.

Meskipun fun, program latihan yang dijalani atlet-atlet PB Djarum bukan latihan sembarangan. Latihan dimulai dengan aerobic untuk merangsang mood, kemudian dilanjutkan dengan permainan lempar-tangkap bola basket untuk melatih konsentrasi. Dilanjutkan dengan latihan kelincahan kaki yang diadopsi dari model latihan sepak bola, setelah itu ada juga latihan berlari dengan parasut untuk melatih speed. Latihan macam ini dilakukan seminggu tiga kali untuk melatih reaksi, kecepatan, kelincahan dan koordinasi

Porsi latihan atlet bukan berarti latihan fisik yang serba keras, karena Fahmy dan PB Djarum menganut prinsip smart training, bukanhard training. Melakukan hard training ekstra berat tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali tubuh yang lelah. Bahkan pada beberapa kasus, hard training bisa menyebabkan psikologis atlet terganggu karena trauma terhadap pelatih. Menurut Fahmy, Smart training fokus pada kebutuhan dari si atlet, saat kelincahan atlet dirasa kurang, maka masalah inilah yang langsung di perbaiki.

Dengan program latihan seperti ini, atlet-atlet PB Djarum sukses mencetak prestasi gemilang di banyak kejuaraan dalam dua tahun terakhir. Semua ini juga didukung oleh pelatih teknik yang berkualitas di PB Djarum dan bimbingan langsung dari legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata. Ini adalah bukti bahwa selain fisik, psikis juga memegang peranan yang penting dalam olahraga. Dengan mengoptimalkan faktor psikis, setiap atlet akan bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tanpa harus merasa tertekan. Ini adalah kunci keberhasilan dari atlet-atlet bulutangkis yang berlatih di PB Djarum.