Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Olimpiade 2016] Bulutangkis di Olimpiade Dalam Angka
24 Juni 2016
[Olimpiade 2016] Bulutangkis di Olimpiade Dalam Angka
 
 

Jika anda pecinta bulutangkis, tentu anda sudah mengetahui bahwa bulutangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992 silam. Namun tahukah anda bahwa sebelumnya bulutangkis pernah di demonstrasikan pada tahun 1972 di Olimpiade Munich. Sementara di tahun 1988, bulutangkis menjadi cabang olahraga ekshibisi di Olimpiade Seoul, Korea.

Tahun 2016 ini, pesta olahraga terakbar dunia ini akan digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Berikut beberapa fakta menarik yang berhasil dihimpun www.pbdjarum.org seputar bulutangkis di Olimpiade.

Satu

Satu adalah untuk Susy Susanti. Susy berhasil menjadi peraih medali emas Olimpiade pertama sepanjang sejarah. Kala itu, Susy sukses menekuk wakil Korea, Bang Soo-Hyun dengan tiga game 5-11, 11-5 dan 11-3. Atlet asal Tasikmalaya ini sukses mengemban tugas yang dibebankan kepadanya, sekaligus menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Indonesia.

Dua

Dua adalah untuk Alan Budikusuma. Pebulutangkis yang kemudian menjadi suami dari Susy ini berhasil meraih emas kedua bagi merah putih. melakoni laga partai all Indonesian final, Alan yang performanya sempat menurun jelang Olimpiade, justru berhasil menjadi kampiun. Ia berhasil mengalahkan Ardy B Wiranata dengan 15-12 dan 18-13.

Dua juga untuk Mia Audina. Mia menjadi satu-satunya atlet yang berhasil meraih dua perak dalam dua penyelenggaraan Olimpiade untuk dua negara berbeda. Mia menyumbang perak untuk Indonesia di tahun 1996 dan perak untuk Belanda di tahun 2004.

Tiga

Tiga adalah untuk tiga medali yang berhasil dibawa pulang oleh tiga tunggal putra Indonesia di Olimpiade 1992. Alan berhasil membawa emas, Ardy membawa perak dan Hermawan Susanto sukses membawa pulang perunggu. Hermawan dipaksa mengakui keunggulan Ardy di babak semifinal kala itu dengan 15-10, 9-15 dan 9-15.

Tiga juga untuk tiga emas ganda putra Indonesia. Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Tony Gunawan/Candra Wijaya serta Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil membawa pulang emas dari arena Olimpiade.

Empat

Empat adalah untuk Gao Ling. Pebulutangkis Tiongkok ini menjadi pebulutangkis paling sukses di arena Olimpiade sejauh ini. Atlet spesialis ganda ini berhasil mengantongi dua emas, satu perak dan satu perunggu. Ia berhasil meraih emas ganda campuran bersama Zhang Jun di Olimpiade Syndey tahun 2000, dan meraih perunggu di ganda putri bersama Qin Yiyuan.

Empat tahun berselang, Gao mengulang suksesnya. Ia berhasil kembali menjadi kampiun bersama Zhang di ganda campuran dan mengantongi perak bersama Huang Sui.

Lima

Lima adalah total medali yang berhasil dibawa pulang oleh tim bulutangkis Indonesia. Lima medali ini terdiri dari dua emas, dua perak dan satu perunggu. Dua emas dari Alan dan Susy, ditambah perak dari Ardy, serta ganda putra Eddy Hartono/Rudy Gunawan.

Jumlah yang sama berhasil dibukukan oleh Tiongkok, meski tanpa emas, Tiongkok berhasil membawa pulang satu perak dan empat perunggu. Perak disumbangkan oleh Guan Weizhen/Nong Qunhua di ganda putri, sementara perunggu diraih oleh Lin Yanfen/Yao Fen di ganda putri, Huang Hua dan Tang Jiuhong membawa pedali perunggu dari tunggal putri serta Li Yongbo/Tian Bingyi yang menjadi peraih medali perunggu ganda putra.

Enam

Enam adalah untuk enam medali yang berhasil diraih oleh tunggal putra dan ganda putra Indonesia selama Olimpiade berlangsung. Sejak dipertandingkan tahun 1992, total enam tunggal putra Indonesia berhasil meraih medali. Dua emas, dua perak dan dua perunggu. Emas dan perak berhasil dibawa oleh Alan dan Taufik Hidayat, sementara perak diraih Ardy dan Hendrawan sementara perunggu disumbangkan oleh Hermawan dan Sony Dwi Kuncoro.

Enam juga untuk enam medali dari sektor ganda putra. Tiga emas, satu perak dan dua perunggu. Tiga emas dibawa oleh Ricky/Rexy, Tony/Candra, dan Kido/Hendra, sementara perak milik Eddy/Rudy dan perunggu disumbangkan oleh Antonius Ariantho/Denny Kantono dan Eng Hian/Flandy Limpele.

Tujuh

Rio de Janeiro akan menjadi kali ke tujuh bagi bulutangkis dipertandingkan di arena Olimpiade. Total medali yang akan diperebutkan adalah lima emas, lima perak dan lima perunggu.

Delapan

Delapan adalah jumlah medali terbanyak yang berhasil dibawa satu kontingen dalam satu edisi Olimpiade. Tiongkok sukses menjadi pembawa medali terbanyak pada tahun 2000, 2008 dan 2012.

Tahun 2000 di Sydney, Tiongkok sukses membawa empat emas, satu perak dan tiga perunggu. Sementara di saat menjadi tuan rumah di tahun 2008, Tiongkok sukses meraih tiga emas, dua perak dan tiga perunggu. Sementara di edisi terakhir tahun 2012 di London, Tiongkok sukses menyapu bersih emas dan menambahnya dengan dua perak dan satu perunggu.

Sembilan

Sembilan untuk India dan Rusia. Kedua negara ini sama-sama berada di posisi ke sembilan raihan medali selama bulutangkis di gelar di Olimpiade. Kedua negara ini sama-sama berhasil meraih satu perunggu. India berhasil meraih perunggu melalui tunggal putrinya, Saina Nehwal sementara Rusia berhasil meraih perunggu melalui Valeria Sorokina/Nina Vislova pada tahun 2012 di London, Inggris.

Sepuluh

Sepuluh adalah untuk 10 negara yang berhasil membawa medali selama digelarnya bulutangkis di Olimpiade. Tiongkok menjadi peraih medali terbanyak dengan total 38 medali, disusul Indonesia dan Korea yang sama-sama berhasil meraih 18 medali, sementara Denmark tercatat merebut enam medali, Malaysia lima medali, Inggris Raya dua medali sementara India, Jepang, Belanda dan Rusia masing-masing satu medali.

Demikian 10 fakta menarik bulutangkis di Olimpiade dalam angka. Semoga tahun ini, Indonesia bisa kembali berjaya dan mengembalikan tradisi emas yang sempat terputus di tahun 2012 lalu. (RI)