Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2015] Mark: "Ayah Saya, Pelatih Saya"
09 Oktober 2015
[Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2015] Mark: "Ayah Saya, Pelatih Saya"
 
 

Nama Mark Shelley Alcala memang sudah kerap mewarnai persaingan bulutangkis tanah air. Beberapa kali kedatangannya dan keikutsertaannya di ajang Djarum Superliga beberapa tahun lalu mencuri perhatian pecinta bulutangkis tanah air. Sayang langkahnya di Blibli.com Badminton Asia U17 & U15 Junior Championships 2015 harus terhenti di babak 16 besar. Ia dipaksa mengakui keunggulan pebulutangkis Korea, Kim Moon Jun dengan 19-21 dan 12-21 kemarin (8/10).

"Jadwal turnamen padat, selain turnamen internasional di Filipina juga banyak turnamen nasional. Dan di pertandingan tadi pun saya rasa saya sangat kelelahan, saya bermain tiga game sebelumnya. Saya berhasil membalas kekalahan dari Gatjra, tetapi akhirnya saya harus kalah. Saya lelah sekali," ujar Mark dengan tawa khasnya.

Meski lelah dan kalah, Mark sama sekali tak memperlihatkan raut kecewa. Ia mengaku sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya, hanya saja memang badannya sudah terlalu lelah untuk bertanding. Mark adalah atlet yang digadang-gadang akan menjadi generasi bulutangkis di Filipina. Berbagai gelar di turnamen domestik berhasil ia sabet, atlet yang lahir 19 Juni 1999 di Kawit Cavite itu mengaku ingin bisa berkarir di dunia bulutangkis.

"Saya sangat mengidolakan Taufik Hidayat, saya pun mencoba bermain dengan gaya permainan dia. Saya sangat ingin seperti dia. Saya sudah beberapa kali ke Indonesia, tetapi saya belum pernah punya kesempatan untuk bertemu Taufik," tambahnya lagi.

Mark mengawali karir bulutangkisnya karena sang ayah, Malvin F Alcala juga atlet bulutangkis. Tetapi sang ayah tak begitu saja menuruti permaintaan sang anak untuk bermain bulutangkis. "Saya harus belajar dan pergi ke sekolah dulu, baru setelah itu ayah mengajari saya bermain bulutangkis. Tetapi setelah saya tambah besar, akhirnya saya home schooling. Saya tidak betah di sekolah, membosankan, saya lebih suka bulutangkis," tambahnya sambil tertawa.

Ia pun mengaku pernah menguji kemampuan bulutangkisnya di Jaya Raya. "Dulu pernah berlatih di Jaya Raya sekitar 3-4 bulan, waktu itu saya masih bermain bulutangkis bersama kakak saya. Tetapi sekarang kakak saya sudah tidak memprioritaskan bulutangkis, dia sekolah. Kalau saya, saya ingin bisa jadi ranking satu dunia," ucapnya ambisius.

Mark pun mengaku sangat senang bisa kembali datang ke Indonesia. Ia mengaku sangat menyukai tanah air terutama karena ada nasi goreng. "Nasi goreng, enak," ujarnya dalam bahasa Indonesia.

Perjalanan Mark di turnamen bergengsi untuk U17 & U15 ini memang sudah berakhir, tetapi sepertinya ini bukan akhir dari kita mendengar namanya di dunia bulutangkis.