Alumni
Home > Profil > Player of the month > Ihsan Maulana Mustofa Capai Final Grand Prix Pertama
November 2014
Ihsan Maulana Mustofa Capai Final Grand Prix Pertama

Pebulutangkis muda yang merupakan peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2013, Ihsan Maulana Mustofa pada bulan lalu, berhasil menembus partai puncak di Dutch Open Grand Prix 2014. Ini menjadi kali pertama seorangatlet yang lahir di Tasikmalaya tahun 1995 itu, berhasil majuke final grand prix. Langkahnya untuk menginjakan kaki di partai puncak pun tak mudah. Ia harus melewati lima laga sebelumnya.

Dutch Open Grand Prix menggunakan  sistem 11 angkadan lima game. Di babak pertama Ihsan sempat kehilangan satu game dari Kalle Koljonen asal Finlandia. Ia baru bisa menang dengan 11-10, 11-9, 10—11 dan 11-6.

Di babakkedua ia harus berjumpa dengan unggulan kedelapan, Dmytro Zavadsky asal Ukraina. Lagi-lagi ia pun kehilangan satu game. Ia menang dengan skor 11-10, 11-7, 10-11 dan 11-4. Korban kegigihan Ihsan di lapangan berikutnya adalah Nick Fransman dari Belanda. Menangtelak 11-0 di game pertama, seakan membuatnya lengah dan akhirnya harus kehilangan game kedua dengan 9-11. Namun, Ihsan segera kembali ke perfoma awalnya dan akhirnya merebut dua game berikutnya dengan 11-4 dan 11-8.

Laga “perang saudara” terjadi di perempat final dimana Ihsan ditantang oleh Jonatan Christie, yang juga menumbangkan unggulan di babak sebelumnya. Duel dengan rekan satu tim memang dipastikan akan lebih sulit, karena masing-masing saling mengetahui keunggulan dan kelemahan. Tetapi Ihsan kembali mampu mengatasi ancaman ini. Ia menang dari Jonatan dengan 11-6, 9-11, 11-4 dan 11-9.

“Keganasan” Ihsan pun kembali memakan korban. Kali ini adalah seniornya yang merupakan alumnus PB Djarum, Andre KurniawanTedjono. Unggulan sembilan itu, ia hadang dengan tiga game langsung 11-10, 11-9 dan 11-7.

Di partai puncak, Ihsan bertemu dengan salah satu tunggal putra andalan India, Ajay Jayaram yang diunggulkan ditempat ke-13. Pertarungan ini pun berlangsung sengit dalam lima game. Sempat menang 11-10 di game pembuka, Ihsan justru kehilangan dua game berikutnya dengan 6-11 dan 7-11. Ia sempa tbangkit di game keempat dengan skor meyakinkan 11-1, namun sepertinya dewi fortuna belum berpihak pada Ihsan. Ia kalah tipis 9-11 di game penentu.

Memang Ihsan masih belum meraih gelar juara, namun di usianya yang baru akan genap 19 tahun pada 18 November tahun ini, tentu perjalanannya untuk berkembang dan mulai menunjukkan tajinya di dunia bulutangkis, masih panjang. Semoga ia mampu menjadi tunggal putra harapan tanah air untuk bisa meraih dan mempertahankan supremasi bulutangkis Indonesia. (IR)