Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Tim Tunggal PB Djarum Juga Lakukan Tes Fisik di Awal Tahun 2020
15 Januari 2020
Tim Tunggal PB Djarum Juga Lakukan Tes Fisik di Awal Tahun 2020
 
 

Setelah pekan lalu tim ganda melakukan tes fisik, kini giliran tim tunggal PB Djarum yang melakukan tes di awal tahun 2020 ini. Tes yang dilakukan hampir serupa, ada beberapa tahapan yang menyangkut dengan ketahanan dan kekuatan atlet di lapangan.

Dikatakan Reni Adianingrum, yang merupakan pelatih fisik tunggal PB Djarum, sebetulnya tim tunggal sudah lebih dulu melakukan sebagian tes. Kali ini tinggal menyisakan satu tahap tes lagi yaitu Balke, atau lari selama 15 menit sebanyak dua kali.

Kita hari ini hanya tes balke, tujuan kami untuk melihat bagaimana si atlet itu ada dalam sebuah tekanan. Jadi ketika dia dalam melakukan dua kali tes bisa terlihat, jika di tes pertama bagus, bagaimana caranya di tes kedua bisa bagus juga. Jadi biar sama-sama fokus di tes pertama dan kedua,”  ungkap Reni saat ditemui pagi tadi, Rabu (15/1), usai memberikan tes di Stadion Wegu, Kudus, Jawa Tengah.

Tidak hanya langsung melakukan tes, diakui Reni ada dua syarat sebelum melakukan tes ini, yakni cek denyut nadi dan berat badan terlebih dahulu. Kemudian setelah beberapa menit tes selesai, para atlet melakukan cek kembali untuk mengetahui hasilnya.

Baca juga : [Indonesia Masters 2020] Wahyu/Ade Takluk dari Unggulan Delapan

Tapi di situ ada syarat yang dilakukan, yaitu sebelum tes ada cek denyut nadi dan cek berat badan. Jadi setelah lari kita cek lagi denyut nadi tiga menit setelah lari dan dua menit setelah lari, kita catat semua. Kemudian setelah 30 menit istirahat kita timbang lagi dengan posisi yang sama, dan apabila setelah tes pertama turun 1,5 kilo, si atlet tidak boleh ikut lari lagi karena menandakan si atlet itu mengalami dehidrasi,” jelasnya.

Tim tunggal sendiri melakukan tes ini rutin sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Tes tersebut meliputi sit and reach, lari 20 meter, vertical jump, lompat jauh tanpa awalan, court agility, sit up, push up, skipping, dan beep test. Bukan hanya melakukan tes, tetapi si atlet dituntut harus bisa menaikan kekurangannya dan mempertahankan apa yang menjadi kelebihannya.

Pastinya harus ada target, karena fisik setiap kali dilatih itu pasti ada peningkatan. Kalau si anak ini tidak ada peningkatan, nah itu ada tanda tanya, ada apa? Kita harus tahu latar belakangnya,” ujarnya.

Tentu dengan bekal tes ini sangat berpengaruh dengan atlet di lapangan saat melakukan pertandingan, jadi lebih percaya diri. Jadi kita sudah punya data yang telah diolah dan dianalisis yang berbentuk seperti rapor. Jadi si atlet punya masing-masing, mereka sudah tahu apa yang menjadi kekurangan dan kelebihannya. Jika sudah lebih atau bagus mereka harus pertahankan, tetapi kalau yang kurang mereka harus punya jam latihan tambahan,” pungkas Reni. (ah)

Baca juga : [Indonesia Masters 2020] Tontowi/Apriyani Ucapkan Alhamdulillah, Bisa Lewati Babak Pertama