Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Kebahagiaan Hayom Sebagai Ayah dan Pelatih
12 November 2019
Kebahagiaan Hayom Sebagai Ayah dan Pelatih
 
 

Masih ingat dengan Dionysius Hayom Rumbaka? Mantan pemain PB Djarum yang sekarang berprofesi sebagai pelatih di klub PB Djarum ini sedang berbahagia. Hari Sabtu (9/11/2019) lalu, Hayom mendapat karuniah atas kelahiran anak pertama-nya. Hal ini disampaikan Hayom lewat akun media sosial miliknya.

“Welcome to the world our blessed son : 09.11.19, 14.52. Terima kasih om, tante dan kerabat yang udah mendoakan kami,” tulis Hayom.

Kebahagian Hayom menjadi seorang ayah, semakin melengkapi keberhasilannya sebagai pelatih. Tahun ini, anak didiknya banyak memborong gelar juara. Hayom dipercaya menangani pemain-pemain tunggal putri di kelompok usia 15 tahun atau kelompok pemula.

Diantara prestasi yang menggembirakan dari anak didiknya adalah diajang Sirkuit Nasional (Sirnas). Di Sirnas seri pertama di Purwokerto, anak didiknya berhasil menguasai empat besar nomor tunggal pemula putri, yakni Mutiara Ayu Puspita Sari yang berhasil menjadi juara, Bernadine Anindya Wardana sebagai runner up, serta Ruzana dan Chiara Marvella Handoyo sebagai semifinalis.

Berlanjut pada seri kedua yang berlangsung di Palembang, anak didiknya kembali menciptakan all PB Djarum final antara Shandy Tirani Mahesi dan Bernadine Anindya Wardana. Gelar juara dipersembahkan oleh Shandy setelah menang 21-15, 23-21 atas rekannya tersebut.

Tidak hanya di arena Sirnas, di Kejuaraan Daihatsu Astec 2019 yang berlangsung di Medan, giliran Ruzana meraih gelar juara dengan mengalahkan rekannya Chiara Marvella Handoyo. Sedangkan di Daihatsu Astec Kalimantan Timur Open 2019, Mutiara Ayu Puspitasari yang tampil sebagai kampiun setelah menang dari Shandy Tirani Mahesi. Sedangkan Chiara Marvella Handoyo tampil sebagai semifinalis.

Selanjutnya, di Sirnas Banjarmasin, Aura Ihza Aulia berhasil menjadi juara tunggal pemula putri bersamaan dengan Ruzana menjadi juara di tunggal remaja putri. Ruzana kembali meraih gelar juara tunggal pemula putri di Sirnas Premier DKI Jakarta Open.

Bagi Hayom, profesi barunya sebagai pelatih mempunyai tantangan tersendiri yang berbeda ketika masih menjadi atlet.

“Menjadi pelatih banyak menghadapi sifat anak-anak yang berbeda-beda. Ada yang mudah diarahkan, ada juga yang sulit. Harus benar-benar sabar, tidak bisa egois seperti waktu masih menjadi atlet,” tutur Hayom.

Kiprah Hayom menjadi pelatih belum terlalu lama. Ia ditunjuk PB Djarum sebagai pelatih sejak 1 Februari 2018.

“Ini merupakan salah satu tanggal penting dalam hidup saya. Makanya saya membuat tato tanggal tersebut di tubuh saya,” ungkap Hayom sambil menunjukan tato-nya.

Hayom sengaja meraja tubuhnya dengan tato untuk setiap tanggal penting dalam kehidupannya termasuk saat cedera parah yang dialaminya tanggal 7 November 2015. Saat itu, ia sedang bertanding di Liga Malaysia. Cedera inilah yang mengakhiri karirnya sebagai pemain bulutangkis. Ia memang sempat turun ke lapangan lagi setelah istirahat panjang tetapi akhirnya ia benar-benar memutuskan gantung raket.

Selama karirnya sebagai pemain bulutangkis, ia beberapa kali meraih gelar juara diantaranya Australia Open Grand Prix 2009, Indonesia International Challenge 2009, India Open Grand Prix 2010, Indonesia Open Grand Prix Gold 2011 dan Vietnam Open Grand Prix 2014. Dengan menjadi pelatih, Hayom berharap anak didiknya mampu melampaui prestasinya dan menjadi andalan Indonesia di masa mendatang. (HG)