Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Menanti Kado Perpisahan Terindah dari Butet
03 Januari 2019
Menanti Kado Perpisahan Terindah dari Butet
 
 

Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet, akan segera mengakhiri karirnya menjadi atlet bulutangkis. Pada ajang Indonesia Masters 2019 yang akan segera berlangsung di Istora Senayan, Jakarta akhir Januari mendatang, dikabarkan bakal menjadi turnamen terakhir yang diikuti pebulutangkis spesialis ganda campuran andalan Indonesia itu.

Kabar ini tentunya cukup membuat sedih para pecinta bulutangkis Indonesia bahkan dunia. Bagaimana tidak? Selama lebih dari 20 tahun berkarir, lewat kebolehannya bermain bulutangkis di arena karpet hijau, tak jarang Butet membuat kagum para penggemarnya dan selalu dinantikan aksinya di setiap pertandingan bergengsi.

Butet yang dilahirkan di Manado, 9 September 1985 mulai menekuni bulutangkis pada usia 9 tahun. Setelah merasa jatuh cinta pada olahraga tepok bulu itu, anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis alias Auw Jin Chen itu pun langsung memutuskan bergabung di salah satu klub bulutangkis yang berada di Manado.

Selang beberapa tahun Butet sendiri mendapat tawaran dan diterima masuk salah satu klub besar di Jakarta. Sejak itulah awal mula Butet meniti karirnya di dunia bulutangkis jauh dari orang tua dan rumahnya.

Baca juga : [Kilas Balik 2018] Rinov Raih Gelar Juara Di Tahun 2018

Setelah menorehkan beberapa prestasi nasional maupun internasional, Butet pun mendapat kesempatan bergabung di Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI, Cipayung pada tahun 2002.

Butet pun sejak masuk Pelatnas tak langsung meraih banyak prestasi. Butuh beberapa tahun baginya untuk bisa melejitkan namanya. Dan sejak pertama masuk Pelatnas itu pula Butet bermain di dua sektor yaitu ganda putri dan ganda campuran.

Awal mula prestasi terbaik di kancah internasional yang Butet raih yaitu pada ajang Asia Junior Championships 2002 bersama pasangannya Markis Kido. Keduanya keluar sebagai pemenang usai di final menundukkan wakil China, Cao Chen/Rong Lu.

Kemudian di level senior, Butet pertama kali mampu meraih gelar juara yaitu di ajang Singapore Open 2004 bersama Nova Widianto. Kala itu Butet keluar sebagai juara usai di final menaklukkan pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Wong Pei Tty. Setelah itu, berbagai prestasi Butet pun bermunculan dan lambat laun namanya mulai dikenal oleh pecinta bulutangkis tanah air.

Puncaknya, pada ajang Olimpiade Rio De Janeiro 2016, mimpi Butet untuk meraih medali emas di turnamen paling bergengsi di dunia terwujud. Butet menjadi yang terbaik di Olimpiade Rio bersama pasangannya, Tontowi Ahmad.

Hingga saat ini di usianya yang ke 33 tahun, selain pernah membawa pulang satu medali emas Olimpiade dan AJC, Butet tercatat dengan beberapa pasangannya sudah mengoleksi gelar-gelar bergengsi lainnya baik di nomor ganda campuran maupun ganda putri. Yaitu 4 kali juara dunia, 1 gelar World Cup, 2 gelar Asia Championships, 5 gelar Sea Games, 23 gelar Superseries, 10 gelar Grand Prix Gold, dan 5 gelar Grand Prix.

Lalu, di ajang Indonesia Masters yang akan berlangsung pada 22-27 Januari mendatang, akankah Butet  yang masih berpasangan dengan Tontowi mampu mempersembahkan kado perpisahan terindah untuk publik Istora? (arh)

Baca juga : [Kilas Balik 2018] Agatha/Siti Melesat Di Peringkat 34 Dunia