Diluar Arena
Home > Berita > DILUAR ARENA > Cerita Pemilu dari Para Atlet
10 Juli 2014
Cerita Pemilu dari Para Atlet
 
 

Tak semua atlet bulutangkis memiliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilihan Umum yang dilakukan kemarin (9/7). Selain tak memiliki undangan untuk berpartisipasi, lokasi yang jauh juga menjadi salah satu penyebabnya.

Hantoro misalnya, keinginannya yang teramat sangat untuk mengikuti Pemilu 2014 terpaksa ia urungkan. Domisilinya yang terletak di Surabaya menjadi penghambat utama baginya untuk bisa menyoblos pilihannya. ”Saya ga ikut nyoblos. Domisili saya di Surabaya. Padahal saya pengen banget merasakan ikut pemilu,” ujarnya berharap. Bagi atlet yang kini tengah mengikuti seleknas, pemilu 2014 merupakan kali yang yang pertama baginya. Namun sayang, pengalaman pertama baginya gagal ia dapatkan.

Cerita yang sama datang dari pemain ganda campuran Lukhi Apri Nugroho. Juara Asia Junior 2011 ini juga tak bisa menjadi peserta pemilu di tahun 2014. “Kalau ikut nyoblos saya harus pulang kampung. Kampung saya jauh,” tuturnya. Seperti halnya Hantoro, Pemilu kali ini juga merupakan yang pertama buat Lukhi. Meski keinginan kuat untuk ikut berpartisipasi, namun apa daya jarak yang membuatnya tak bisa mengikutinya.

Setali tiga uang, Edi Subaktiar juga mengalami hal serupa. Lokasinya yang berada di Sidoarjo menjadi penyebab urungnya mengikuti pemilihan umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. “Saya ga bisa ikutan nyoblos, KTP saya di Sidoarjo,” celotehnya.

Cerita yang berbeda justru datang dari pelatih PB Djarum, Engga Setiawan. Ia yang bermukim di Kudus, memiliki kesempatan untuk mengikuti pesta demokrasi. “Ini kali kedua bagi saya ikut nyoblos,”tuturnya. “Saya warga Kudus, jadi nyoblosnya di Kudus,” jelasnya. “Lokasi TPSnya juga ga jauh dari asrama. Paling lima menit sudah sampai lokasi,” lanjutnya. Engga yang enggan menyebut pilihannya, mempunyai harapan pada pemimpin yang nanti akan terpilih. ”Siapapun yang nanti menjadi Presiden, semoga bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik,” harapnya.

Harapan yang di sandarkan Engga Setiawan juga merupakan harapan bagi seluruh masyarakat  Indonesia. Semoga. (AR)