Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [BliBli Indonesia Open 2019] “The Dadies” Disambut Penggemar
18 Juli 2019
[BliBli Indonesia Open 2019] “The Dadies” Disambut Penggemar
 
 

Animo pecinta bulutangkis Indonesia memang luar biasa. Tidak hanya di dalam Istora saja, para pecinta bulutangkis Indonesia juga menantikan kehadiran pemain handal Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang didaulat hadir diacara Meet and Greet yang dilaksanakan kemarin (18/7). Merekapun dengan setia menghadiri acara sampai dengan selesai dan menantikan momen foto bersama dengan pasangan yang memiliki julukan “The Dadies”.

The Dadies yang datang usai pertandingan ditemani oleh legenda hidup bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata. Juga ada pelatih kepala ganda putra Herry IP serta mantan pemain nasional Yuni kartika. Kehadiran para jawara bulutangkis Indonesia jelas mendapat sambutan yang meriah dari para pecinta bulutangkis yang memadati anjungan Djarum Foundation.Yuni Kartika, mantan pemain yang juga merupakan komentator/pemandu acara bulutangkis di televisi membuat acara menjadi lebih semarak. Secara bergantian mantan juara Dunia Junior Piala Bimantara 1991 ini memberikan pertanyaan kepada para panelis. Termasuk menanyakan kepada Christian tentang Herry IP. Bagi Christian, Herry IP merupakan pelatih yang luar biasa. “Pemain yang pernah menjadi juara dunia lalu melatih dan mencetak juara dunia itu biasa. Tetapi pemain biasa lalu melatih dan mencetak juara dunia itu baru luar biasa,” ujarnya sambil mendapat tepukan tangan dari para penonton.  Dengan rendah hari, Herry IP yang mendapat julukan pelatih naga api juga memberikan pendapat tentang Christian Hadinata. “Koh Chris itu seorang mentor. Seorang senior sekaligus panutan saya. Saya banyak belajar dari beliau,” tuturnya.

Sementara itu, Ahsan dan Hendra menjawab dengan jawaban yang sama ketika di tanya keinginannya di tahun 2019 oleh pengunjung. Baik Ahsan dan Hendra sama-sama ingin menjadi juara di BliBli Indonesia Open 2019. Sebagai pemain yang sudah berkeluarga, Hendra menuturkan jika membagi waktu menjadi kendala tersendiri. “Yang paling berat itu saat membagi waktu. Saya harus membagi waktu dengan keluarga, latihan juga pertandingan,” ujar Hendra. Sementara Ahsan menyebut rasa rindu dengan keluarga menjadi kendala terberat. “Saat pertandingan kan harus pisah dengan keluarga. Jadi kalo lagi kangen biasanya kita video call. Ini menjadi motivasi tersendiri buat saya,”ceritanya.

Ketika ditanya tentang perbedaan antara dulu dengan sekarang sebagai pemain profesional, baik Ahsan dan Hendra mengaku jika sekarang bisa lebih menikmati. “Latihan kan tetap di pelatnas dengan pelatih yang sama juga. Cuma sekarang lebih ejoy aja,” kata Ahsan. “Pokoknya kita ga mau kalah dengan yang muda-muda,” sambung Hendra.

Saat dimintai komentar tentang Ahsan/Hendra, baik Herry IP maupun Christian Hadinata memberikan pendapat yang hampir serupa. Herry IP menilai, jika anak didiknya ini memiliki motivasi yang sangat kuat. “Ahsan dan Hendra memiliki motivasi yang sangat kuat. Mereka ga mau kalah dengan yang muda-muda. Porsi dan program latihan mereka sama dengan yang lain di Pelatnas. Dan itu semua di jalankan dengan baik,” ujar Herry.  Senada dengan Herry IP, Christian menambahkan perbedaan Ahsan/Hendra dengan para pemain muda lainnya. ”Bedanya Ahsan/Hendra dengan pasangan muda adalah mereka tidak usah di dorong-dorong lagi buat latihan. Semuanya ada dari dalam diri mereka masing-masing,” pungkasnya. (AR)