Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Ahsan dan Sang Senior, Kotak Misteri di Guangzhou
11 November 2010
Ahsan dan Sang Senior, Kotak Misteri di Guangzhou
 
 

Partai ganda putra tetap menjadi andalan Indonesia di Asian Games 2010 seperti yang telah berwindu-windu terjadi. Kali ini harapan tersebut tersampir pada bahu Mohammad Ahsan yang berpasangan dengan sang senior, Alvent Yulianto Chandra; serta juara Olimpiade Beijing 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan. Faktor “misterius” Ahsan/Alvent akan menjadi senjata utama karena mereka belum pernah bersanding di ranah internasional.

Ahsan/Alvent akan memulai aksinya di pertandingan perorangan dengan melawan pasangan Maldives, Sharim Sharim/Zayan Zayan yang seharusnya tidak menjadi aral berarti. Yang lebih menyulitkan langkah mereka adalah lawan selanjutnya yang sudah dipastikan, Fang Chieh Min/Lee Sheng Mu (Taipei) yang memperoleh bye di babak pertama. Unggulan keempat ini adalah pencipta hat trick empat gelar di kejuaraan Super Series dan Grand Prix (Gold) di Singapura, Indonesia, Kanada, dan Amerika Serikat pada pertengahan tahun ini.Melawan mereka, Ahsan/Alvent pasti akan mengalami tempo cepat seperti yang selama ini menjadi khas Fang/Lee.

Jika berhasil melewati rintangan Taipei tersebut, selanjutnya nampaknya Guo Zhendong/Xu Chen (China/unggulan kelima) akan menghadang di perempat final. Walaupun baru sembilan kali mereka berpartisipasi, namun prestasi mereka selalu konsisten selalu lolos setidaknya ke perempat final. Tetapi dari catatan yang ada Guo/Xu selalu gagal untuk lolos ke semifinal di delapan turnamen individu yang mereka ikuti; catatan yang seharusnya membesarkan hati Ahsan/Alvent jika memang akan bertemu mereka di perempat final.

Jika Ahsan/Alvent mampu melakukan kejutan dengan lolos ke semifinal, maka yang menarik adalah mengira-ngira siapa yang akan menjadi lawannya di semifinal karena di boks semifinal sang lawan terdapat Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia, unggulan pertama), Ko Sunghyun/Yoo Yeon Seong (Korsel, unggulan keenam), dan pasangan muda Jepang yang menggebrak Istora Juni silam, Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata.

Kido/Hendra sendiri juga tidak disuguhi jalan mudah menuju final. Aral tersulit adalah Chen Hung Ling/Lin Yu Lang (Taipei) dan Fu Haifeng/Cai Yun (China). Namun kesuksesan Kido/Hendra mengalahkan Fu/Cai di kandangnya sendiri saat Olimpiade Beijing 2008 menghembuskan harapan akan lolosnya Kido/Hendra ke final untuk (dengan harapan) bersua Ahsan/Alvent dan menciptakan all-Indonesian final.

Skenario terbaik tersebut kembali bergantung pada kedua pasangan. Mampukah pasangan “misterius” Ahsan/Alvent menjadi kuda hitam nan perkasa sampai melaju ke babak final? Dan akankah Kido/Hendra kembali memberi tamparan keras pada tim tuan rumah?

Ganda Putri Hadapi Tembok Besar di Sekelilingnya

Dua pasang ganda putri Indonesia terkurung di antara pasangan-pasangan piawai dari China, Taipei, Jepang, dan Korsel. Shendy Puspa Irawati/Nitya Krishinda Maheswari di awal sudah langsung bersua atlet senior Hongkong, Tse Ying Suet yang berpasangan dengan Poon Lok Yan. Lewat dari situ, maka unggulan kelima asal tuan rumah, Wang Xiaoli/Yu Yang sudah menanti. Jika berhasil lewat lubang singa tersebut, macan selanjutnya yang perlu ditaklukkan adalah unggulan pertama asal Taipei, Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin. Benar-benar sebuah medan perang.

meiliana/greysiaNasib Meiliana Jauhari/Greysia Polii pun tidak jauh berbeda. Walaupun mendapat bye di babak pertama, namun pasangan Taipei, Hsieh Pei Chen/Wang Pei Rong, nampaknya akan menjadi lawan mereka selanjutnya. Seharusnya Mei/Grace mampu melewati aral satu ini untuk melaju ke perempat final berhadapan dengan antara Kim Min Jung/Lee Hyo Jung (Korsel) yang menjuarai Taipei Open Grand Prix Gold 2010 atau Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (Jepang) yang saat ini bertengger di peringkat enam dunia.

Jika berhasil lolos ke semifinal, Mei/Grace tetap harus berjuang keras. Kali ini yang tampak berada di depan mata adalah unggulan kedua asal tuan rumah, Cheng Shu/Zhao Yunlei. Cheng/Zhao adalah juara Korea Open Super Series 2010 dan runner up di German Open, All England, dan Japan Open Super Series 2010.

Mungkin akan berat berharap gelar dari ganda putri, tetapi selama semangat juang tetap ada, asa pun akan terus bergantung tanpa lelah. (DC)