Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Satu Kursi Semifinal Ganda Putra untuk Indonesia
24 September 2010
Satu Kursi Semifinal Ganda Putra untuk Indonesia
 
 

Tokyo, 23 September 2010 – Hari kedua pertarungan sengit di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang selesai sudah. Walaupun tim ganda putri Indonesia harus legawa menerima kekalahan setelah bertarung habis-habisan, setidaknya ganda putra menjadi pelipur lara karena Luluk Hadiyanto/Candra Wijaya serta Muhammad Ahsan/Bona Septano lolos dari lubang jarum dan akan saling sua besok di perempat final. Dengan demikian, Indonesia memastikan satu kursi di semifinal ganda putra Japan Open Super Series 2010.

Baik Ahsan/Bona maupun Luluk/Candra hari ini harus berjuang keras merebut tiket perempat finalnya. Ahsan/Bona menang 20-22, 21-18, dan 21-8, sedangkan Luluk/Candra menang 17-21, 21-10, dan 21-15. Sebenarnya Ahsan/Bona dapat saja merebut set pertama karena mereka memimpin sampai 20-18 dengan taktik menekan dari awal set. Namun kematangan Sudket Prapakamol dan kegigihan Songphon Anugritayawon untuk mengejar bola mematahkan arang Ahsan/Bona sehingga akhirnya kecolongan set perdana tersebut, 20-22.

Di set kedua, Sudket/Songphon sebenarnya berada di atas angin. Mereka terus-menerus memimpin bahkan sampai angka kritis 17-15. Tetapi Ahsan/Bona tidak pernah berada jauh di belakang mereka. Bermain agresif dan bertindak nothing-to-lose, Ahsan/Bona akhirnya berhasil menyalip dan memimpin 18-17. Walaupun sempat diimbangi sekali di 18-18, namun setelahnya mereka mengucapkan selamat tinggal pada Sudket/Songphon dan merebut set kedua dengan skor 21-18.

Set ketiga biasanya menjadi set penentuan yang penuh deras keringat dan debar jantung. Tetapi tidak demikian dengan rubber set mereka. Ahsan/Bona melenggang leluasa tanpa ada perlawanan berarti dari Sudket/Songphon yang akhirnya menyerah 8-21.

Sedikit berbeda dengan Ahsan/Bona, Luluk/Candra tampak belum terlalu “panas” di set pertama sehingga lebih memilih bermain hati-hati dan membiarkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Lim Khim Wah menghajar dengan smes bertubi-tubi. Toh serangan dahsyat tersebut banyak yang dipatahkan Luluk/Candra yang tetap mampu mengekor dengan dekat walaupun akhirnya kalah 17-21.

Di set kedua, barulah Luluk/Candra mengganas dan menghujani pasangan Malaysia tersebut dengan smes-smes tajam dan mempercepat tempo permainan. Nampak jelas bahwa Chan/Lim kewalahan dengan perubahan iklim tersebut sehingga mereka terseret dan tergilas 10-21. Pada set penentuan, Luluk/Candra tetap bermain agresif dengan tempo cepat dan sabetan smes di setiap saat memungkinkan. Chan/Lim yang sudah mulai beradaptasi pun terlihat lebih baik dalam menghadapi pasangan merah-putih tersebut; namun tetap berada di level yang berbeda. Tidak sekalipun Chan/Lim mampu mengimbangi skor Luluk/Candra sampai akhirnya mereka harus mengakui keunggulan pasangan senior Indonesia tersebut dan kalah 15-21.

Besok Ahsan/Bona dan Luluk/Candra akan saling berhadapan untuk memperebutkan tiket semifinal. Calon lawan mereka di semifinal adalah antara unggulan pertama asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong atau pasangan asal Korea Selatan, Kim Ki Jung/Shin Baek Cheol yang menghentikan langkah Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan hari ini.

Rendy/Afiat Nyaris Jegal Kim/Shin
Hari ini pasangan Indonesia peringkat 92 dunia, Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan, berhadapan dengan pasangan Korea Selatan peringkat 19 dunia, Kim Ki Jung/Shin Baek Cheol. Jika dilihat dari rekam jejak mereka, Kim/Shin berada jauh di atas Rendy/Afiat. Selain telah berpasangan selama 14 kali, rapor masa lalu Kim/Shin memperlihatkan mereka berpeluang untuk lolos setidaknya ke perempat final. Sedangkan Rendy/Afiat baru berpasangan enam kali (termasuk di Jepang). Namun perbedaan rekam jejak ternyata tidak menyurutkan asa Rendy/Afiat. Terbukti dengan kegigihan mereka merebut set pertama 21-16 dengan bermain agresif melawan pasangan yang juga sama agresifnya. Namun Kim/Shin yang lebih ajeg akhirnya membalas kekalahan tersebut di set kedua dengan telak, 21-9, dimana Rendy/Afiat tak banyak bisa berkutik.

Di set penentuan, pertarungan kembali sengit. Walaupun Kim/Shin selalu memimpin, namun Rendy/Afiat tidak pernah jauh di belakangnya. Bahkan saat Kim/Shin sudah hampir menang 20-15, mental baja dan gempuran agresif Rendy/Afiat mampu menahan langkah lawan yang terasa agak grogi sampai 19-20. Sedikit lagi Rendy/Afiat mampu memaksakan deuce, namun ternyata nasib berkata lain. Kim/Shin akhirnya mampu menorehkan skor keramat tersebut, 21-19.

Walaupun kekalahan tersebut miris, namun harapan pada Rendy/Afiat masih sangat besar mengingat mereka adalah pasangan berusia muda yang baru dipasangkan, namun telah menorehkan semangat dan kegigihan yang demikian kuat. Dengan nyaris menjegal Kim/Shin hari ini, mereka membuktikan bahwa mereka tidak main-main dan dapat saja menjadi kuda hitam. Bisa jadi tahun depan jebolan PB Djarum ini akan menyodok peringkat 25 besar dunia dan menjungkal pasangan-pasangan yang lebih diunggulkan. Siapa tahu. (DC)