Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Rendy/Afiat Atasi Nama Besar
23 September 2010
Rendy/Afiat Atasi Nama Besar
 
 

Tim ganda putra Indonesia masih tampak dominan di turnamen Japan Open Super Series 2010 yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium kemarin (22/9). Walaupun Markis Kido/Hendra Setiawan urung bermain karena Hendra sakit dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya, lima pasang ganda putra merah-putih lainnya melaju dengan pasti ke 16 besar.

Dari semua pasangan ganda putra yang lolos, yang perlu disorot adalah pasangan muda Pelatnas lulusan PB Djarum, Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan yang ternyata mampu mengatasi nama besar Halim Haryanto Ho setelah bertarung dengan skor berdekatan dan sempat saling salip di awal kedua set.

Pada set pertama, Rendy/Afiat langsung berusaha menekan Halim yang berpasangan dengan Philip Chew. Terjadilah saling-menyalip angka. Indonesia sempat memimpin 3-2 namun kemudian tersalip sampai tertinggal 5-7 lalu 7-8. Setelah itu Rendy/Afiat sedikit mengurangi agresifitas smesnya dan mulai berusaha mencampurkan smes mereka dengan penempatan bola ke belakang badan lawan. Dan taktik tersebut ternyata berhasil. Mereka kembali memimpin 11-8 dan setelah itu mereka tak terhentikan lagi sampai menang 21-13.
Tenryata Halim/Philip tidak tinggal diam. Di set kedua mereka bermain lebih hati-hati dan berusaha mempertahankan benteng dan mengembalikan serangan agresif Rendy/Afiat dengan sebaik mungkin. Taktik tersebut membuahkan hasil bagi Amerika Serikat pada awal set, namun Rendy/Afiat tidak semerta-merta membiarkan hal tersebut. Dengan semangat menggebu-gebu dan serangan bertubi-tubi, Rendy/Afiat berusaha membalikkan kedudukan dan akhirnya mereka berhasil memimpin tipis 7-6.

Setelah itu pertarungan berlangsung sengit. Halim/Philip mengekor dengan sangat dekat dan skor saling naik bersama-sama tanpa perbedaan lebih dari tiga angka. Pada saat Rendy/Afiat memimpin 16-13, permainan mental pun terjadi saat Halim/Philip mengejar dan nyaris menyamakan kedudukan, 16-15, masih untuk Rendy/Afiat. Untunglah Rendy/Afiat nampak seperti mendapat angin segar kembali dan dalam sekejab langsung membumbung tinggi menutup set kedua 21-16.

Selain Rendy/Afiat, yang menarik adalah pertandingan antara Luluk Hadiyanto/Candra Wijaya melawan pasangan Belanda peringkat 42 dunia, Ruud Bosch/Koen Ridder yang menjuarai Slovenian International dan Canadian International Challenge tahun ini. Luluk/Candra menang sangat tipis dengan skor 19-21, 22-20, dan 21-17 lewat sebuah pertandingan yang banyak menyuguhkan pertahanan kokoh dan permainan net apik dari kedua belah pihak.

Meiliana Jauhari/Greysia Polii melaju setelah mengalahkan pasangan Amerika Serikat, Eva Lee/Paula LynnDari ganda putri, andalan utama Indonesia, Meiliana Jauhari/Greysia Polii melaju setelah mengalahkan pasangan Amerika Serikat, Eva Lee/Paula Lynn Obanana dengan mudah, 21-16 dan 21-6 selama kurang dari setengah jam. Menemani mereka juga adalah pasangan putri muda Indonesia, Annisa Wahyuni/Anneke Feinya Agustine dan pasangan senior Vita Marissa/Nadya Melati yang sama-sama menang atas pasangan tuan rumah.

Besok akan menjadi ujian yang sebenarnya di Tokyo. Rendy/Afiat akan berhadapan dengan peringkat 15 dunia asal Korea Selatan, Kim Ki Jung/Shin Baek Cheol yang menjegal unggulan keenam asal Taipei, Fang Chieh Min/Lee Sheng Mu – pasangan yang melakukan hat trick dengan menjuarai Singapore Open Super Series, Indonesia Open Super Series, Canada Open Grand Prix, dan US Open Grand Prix sekaligus dalam kurun satu bulan. Luluk/Candra juga akan mencoba mengalahkan Chan Peng Soon/Lim Khim Wah yang juga adalah penjegal unggulan. Korban Chan/Lim hari ini adalah unggulan ketiga asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Nasib serupa juga dialami oleh Mohammad Ahsan/Bona Septano yang besok akan berhadapan dengan Songphon Anugritayawon/Sudket Prapakamol (Thailand), penjegal unggulan ketujuh, Lee Yong Dae/Jung Jae Sung (7).

Aral dua pasangan putra lainnya juga tidak nampak mudah karena dihadang wakil China. Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan (8) bertemu Chai Biao/Zhang Nan yang mengalahkan mereka dua kali berturut-turut di Macau Open 2009 dan All England tahun ini, sedangkan Angga Pratama/Rian Agung Saputro akan berhadapan dengan juara dunia tahun ini, Cai Yun/Fu Haifeng. Selain kedua pasang ganda putra tersebut, Vita Marissa/Nadya Melati juga akan bersua wakil China esok hari, yakni, Cheng Shu/Zhao Yunlei (3).
Dua wakil Indonesia lainnya di ganda putri juga mendapat lawan alot besok. Annisa Wahyuni/Anneke Feinya Agustine akan bersua unggulan pertama asal Taipei, Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin, sedangkan Meiliana Jauhari/Greysia Polii (8) akan kembali bertemu dengan Ha Jung Eun/Jung Kyung Eun (Korsel) yang mereka kalahkan di Singapura Juni lalu.

Jika Vita/Nadya dan Meiliana/Greysia berhasil lolos, maka Indonesia memastikan satu kursi semifinal karena mereka akan saling berjibaku di perempat final. Skenario serupa juga tampak di ganda putra dimana jika Luluk/Candra dan Ahsan/Bona sama-sama menang besok, maka Indonesia juga memiliki satu tiket aman semifinal.

Tersisa Satu Pemain di Nomor Tunggal
Pada laga kali ini, para tunggal putra maupun putri Indonesia langsung tersingkir, kecuali Alamsyah Yunus. Alamsyah Yunus menjadi satu-satunya tunggal Indonesia yang meraih kemenangan dan lolos ke babak kedua. Ia berhasil lolos melalui pertarungan ketat tiga game melawan Brice Leverdez dari Perancis.

Pertarungan ini diwarnai oleh kejar mengejar angka yang ketat sedari awal. Di game pertama setelah tertinggal 1-4, Alam berbalik unggul 8-6. Tertinggal 10-11 di interval, penghuni rangking 49 dunia ini mampu menutup game pertama ini dengan 21-18.

Memasuki game kedua, banyak yang menyangka Alamsyah akan menyelesaikan pertandingan ini. Namun kemudian di lapangan terjadi sebaliknya. Setelah berhasil memimpin hampir sepanjang game kedua ini, dan memimpin 19-16, Alam justru tak mampu menambah lagi perolehan angkanya dan kehilangan game kedua dengan 19-21.

Di game penentuan pun menjadi sangat menegangkan. Unggul jauh 9-3 diawal game, perlahan perolehan angkanya semakin terkejar oleh lawannya yang kini menduduki posisi 30 dunia. Kedudukan skor pun mampu disamakan diangka 13. Malah Alam berbalik tertinggal 15-18. Alam yang dikenal sebagai pemain yang ulet pun berhasil meraih empat angka berturut-turut untuk berbalik unggul 19-18. Lalu Ia sempat tertinggal 19-20, tetapi Alam berhasil memastikan tiket ke babak kedua dengan meraih tiga poin berikutnya dan ia menang 22-20.

Rangkaian kekalahan ini dimulai oleh menyerahnya Dionysius Hayom Rumbaka atas Bao Chunlai. Menghadapi unggulan keenam itu, Hayom menyerah dua game langsung dengan 14-21 dan 10-21. Kekalahan mengejutkan pun terjadi, dimana unggulan empat, Taufik Hidayat takluk ditangan pebulutangkis tuan rumah, Sho Sasaki. Finalis kejuaraan dunia 2010 itu, akhirnya mengakui keunggulan Sho setelah bertarung selama 66 menit dengan skor yang super ketat yaitu 21-18, 21-23 dan 19-21.

Nomor tunggal putri pun belum membawa kabar gembira bagi kubu merah putih. Adrianti Firdasari tak mampu berbuat banyak saat menghadapi Jiang Yanjiao. Menghadapi tunggal nomor 9 dunia itu, Firda kembali harus mengakui keunggulan tunggal China itu, menyerah 15-21 di game pertama. Di game kedua, Firda sempat memaksakan deuce, tetapi dewi fortuna sepertinya masih berpihak di kubu negeri tirai bambu. Firda pun harus pulang setelah kalah di setkedua dengan 21-23.

Maria Febe Kusumastuti menyusul kepulangan Firda. Menghadapi rangking 12 dunia, Yip Pui Yin (Hongkong) dan berbekal kemenangan di pertemuan sebelumnya, ternyata belum mampu membawa Febe untuk melangkah ke babak kedua turnamen berhadiah total US$ 120.000 itu. Kedua pebulutangkis cantik ini bertemu di Australia tahun lalu. Kala itu Febe sukses menekuk Yip Pui Yin dengan 21-18 dan 21-19. Tetapi di Jepang, Febe harus mengakui keunggulan lawannya itu. Ia menyerah dengan 17-21 dan 16-21 dalam tempo 34 menit. Kekalahan yang dialami Febe ini menandai habisnya wakil Indonesia di nomor tunggal putri.

Walaupun nampak terjal, namun tidak ada yang tidak mungkin. Dengan semangat tinggi dan pantang patah arang, mari kita harapkan hasil terbaik dari para pejuang bangsa kita yang bertarung di tanah Tokyo.