Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Badminton Asia Team Championships 2018] Penampilan Luar Biasa Tim Putri
12 Februari 2017
[Badminton Asia Team Championships 2018] Penampilan Luar Biasa Tim Putri
 
 

Banyak yang tidak menduga jika tim putri Indonesia mampu menembus babak semifinal pada kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2018. Apalagi para Srikandi merah putih menuju Malaysia dengan kekuatan yang pas-pasan, terutama di nomor tunggal. Tim putri Indonesia masih sangat bergantung dengan nomor andalannya di ganda putri.

Di nomor tuggal kekuatan Indonesia memang belum semerata Jepang, Tiongkok atau Korea. Indonesia masih mengandalkan para pemain belia di timnya. Dari segi peringkat, para pemain putri Indonesia jelas kalah. Bahkan dari Thailand pun, Indonesia berada di bawahnya. Peringkat tertinggi hanya berada di 29 dunia oleh Fitriani. Lalu Hanna Ramadini di peringkat 38 dunia, Gregoria Mariska Tunjung di urutan 48 dunia dan Ruseli Hartawan yang saat ini terdaftar di 81 dunia.

Dibanding tunggal, jelas Indonesia sangat mengandalkan kemampuan ganda putri yang memiliki peringkat lebih baik di banding tunggal. Tengok saja pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu yang sudah mampu menjadi pasangan yang berada pada peringkat tujuh dunia. Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani  yang ada di urutan 14 dunia. Pasangan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang belum lama disandingkan malah meroket ke peringkat 29 dunia. Berkaca dari peringkat, PBSI tidak mematok target muluk-muluk untuk tim putri. Tim putri hanya diberi tanggung jawab untuk menjadi semifinalis di kejuaraan yang dijadikan sebagai ajang penyisihan Piala Uber.

Baca juga: [Badminton Asia Team Championships 2018] Tim Putra Indonesia Sukses Pertahankan Gelar Juara

Tetapi apa yang diperlihatkan oleh para pemain putri Indonesia di Malaysia sungguh luar biasa dan membanggakan. Tampil dengan kekuatan apa adanya, tim putri Indonesia berani menjawab tantangan yang diberikan PBSI. Malah para perebutan juara grup Z, tim putri bisa menjegal tim kuat Tiongkok yang memiliki segudang pemain handal dengan 3-2. Fitriani kala itu tampil luar biasa. Ia  mengkandaskan harapan pemain Tiongkok Chen Yufei yang memiliki peringkat dan prestasi di atasnya. Greysia Polii/Apriani juga membuktikan bahwa mereka layak di berikan amanat. Hal yang sama juga di tampilkan oleh pasangan Della/Rizki. Della/Rizki mampu menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Tiongkok.  Walau kalah, Gregoria dan Ruseli sempat membuat sulit para pemain Tiongkok. Di perempat final, giliran India di depak Indonesia. India yang tampil dengan  pemain jangkar Pusarla Sindhu di taklukan tim Indonesia dengan 3-1.

Fitriani dan kawan-kawan hanya bisa di hentikan oleh kekuatan baru, Jepang, di babak semifinal. Jepang memang kini menjadi kekuatan yang menakjubkan. Jepang sangat kuat di tunggal dan ganda putri. Pada partai pertama Fitrani dengan berani mencuri kemenangan di game pertama meski akhirnya menyerah rubber game dari Akane Yamaguchi pemain Jepang berperingkat dua dunia.

Tiga kali kalah dari Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo tak membuat ganda putri Greysia/Apriani menyerah begitu saja. Ganda Jepang peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 ini harus bermain panjang selama 98 menit untuk bisa menaklukan ganda putri utama Indonesia. Hal yang sama juga di tampilkan oleh pemain muda Gregoria Mariska Tunjung. Berulang kali ia membuat juara World Badminton Champhionsips 2017, Nozomi Okuhara memungut bola di lapangannya sendiri.

Para pemain Indonesia sangat memanfaatkan kultur bemain beregu yang jelas berbeda dengan bermain di tunggal. The Power of team yang di tunjukan Fitriani CS mirip dengan apa yang di perlihatkan Susi Susanti dan kawan-kawan saat mengalahkan tim Tiongkok di tahun 1994 dan 1996. Hanya akhir ceritanya saja yang berbeda. Tetapi inilah pertandingan. Ada kalah dan ada yang menang. Biar tim putri belum berhasil menjadi juara, tetapi benih-benih akan bangkitnya kekuatan putri Indonesia sudah mulai nampak. Indonesia mulai boleh memberikah tantangan kepada para pemain putri Indonesia. Dan semoga saja para pemain putri kita bisa menjawab kembali harapan yang tidak hanya di berikan dari PBSI tetapi juga dari masyarakat Indonesia. (AR)