Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014] Prestasi Pemain Indonesia di Chinese Taipei
21 Juli 2014
[Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014] Prestasi Pemain Indonesia di Chinese Taipei
 
 

Nama Indonesia kembali berkibar di penjuru dunia. Setelah dua gelar berhasil diraih pada kejuaraan US Open Grand Prix Gold 2014, sepekan kemudian dua gelar kembali berhasil di rebut oleh putra putri terbaik bangsa. Kali ini gelar juara datang dari Chinese Taipei atau tepatnya dari kejuaraan Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014. Dari tiga nomor yang berhasil di tempati pemain-pemain Indonesia di babak final, dua gelar diantaranya dibawa ke pangkuan bumi pertiwi. Jika dari Amerika gelar juara datang dari ganda campuran dan ganda putri, maka dari Taipei gelar juara direbut dari nomor ganda putri dan ganda putra.

Adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang berhasil meneruskan gelar juara dari Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati yang sepekan sebelumnya meraih gelar juara dari negeri Paman Sam. Gelar juara bagi Greysia/Nitya terasa semakin lengkap. Di babak final, mereka menghancurkan mantan pasangan nomor satu dunia Wang Xiaoli/Yu Yang.

Melalui pertahanan yang solid, pasangan peringkat sepuluh dunia ini membuat pemegang gelar juara All England 2014 menyerah mudah hanya dalam dua game. Kemenangan kali ini membuat Head to Head antar kedua pasangan berubah imbang 2-2. Sebelumnya, pada kejuaraan French Open Super Series 2013, Greysia/Nitya menang rubber game.

Jika dengan Wang Xiaoli/Yu Yang, Greysia/Nitya sudah bisa mengimbangi dengan kemenangan, maka dengan dua pasangan China lainnya, pasangan nomor satu Indonesia ini masih tercecer. Dengan Bao Yixin/Tang Jinhua, pertemuan selalu berujung ramai dengan angka ketat. Lima kali sudah keduanya bertemu, semuanya di menangkan pasangan China.  Sebenarnya kedua pasangan ini berimbang dalam kualitas permainan, hanya saja keberuntungan selalu berpihak pada pasangan China.

Dengan Zhao Yunlei/Tian Qing pun sama. Pertemuan dengan pemegang medali emas Olimpiade London sudah terjadi dua kali, dan semuanya masih dimenangkan pasangan China. Berbeda jika harus bertemu pasangan nomor satu Eropa, Kamilla Rythher Juhl/Christinna Pedersen. Belum sekalipun Greysia/Nitya mengalami kekalahan dari pasangan Denmark berperingkat dua dunia ini.

Munculnya pasangan ganda putra Andrei Adista/Hendra Aprida Gunawan menjadi juara pada kejuaraan berhadiah total US$ 200.000,- menjadi kejutan tersendiri. Tak diduga, pasangan yang sama sekali tidak diunggulkan malah muncul menjadi juara. Menghadapi lawan asal China Li Junhui/Liu Yunchen, yang juga sama-sama tak diunggulkan dan memiliki tinggi badan di atas rata-rata, tak membuat pasangan Indonesia takut. Kombinasi antara Andrei Adistia, pemain jebolan PB Djarum dengan Hendra Aprida Gunawan, yang juga mantan pemain Pelatnas, patut diberikan apresiasi. Olah bola Andrei di depan jaring dan gebukan Hendra banyak membuahkan hasil. Pasangan China terlihat tertekan dan hanya bisa bangkit di game kedua.

Nama pasangan muda Kevin Sanjaya Sukamuljo/Selvanus Geh juga patut dikedepankan. Di kejuaraan ini, pasangan yang menjadi juara New Zaeland Open Grand Prix 2014 menggebrak dengan mengalahkan unggulan ke-5 asal Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Shin Baek Choel. Sayang langkah pasangan ini terhenti di babak perempat final di tangan pasangan tuan rumah, Chen Hung Ling/Wang Chi Lin. Cheng Hung Ling merupakan pemain yang dikalahkan pasangan Indonesia pada babak final New Zaeland Open Grand Prix 2014. Hanya saja ketika itu ia berpasangan dengan Lu Chia Phin.

Kejutan lain datang dari ganda putra Indonesia lainya, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf. Hanya dalam dua game, pasangan yang tak memiliki label unggulan ini menghempaskan perlawanan unggulan ke-3 asal tuan rumah Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin di babak pertama.

Regenerasi di nomor ganda campuran mulai bermunculan. Kini saatnya pasangan muda, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika unjuk gigi. Pasangan yang belum lama bersatu ini tampil di partai puncak. Pasangan Hongkong Chan Yun Lung/Tse Ying Suet yang mengalahkan dua pasang ganda muda Indonesia, dihentikan pada babak semifinal. Sayang Alfian/Annisa tak berdaya di babak final. Pasangan China Liu Yuchen/Yu Xiaohan, akhirnya yang tampil sebagai juara.

Dari barisan tunggal, pebulutangkis muda Indonesia mulai mencuri perhatian. Ihsan Maulana Mustofa sukses memetik kemenangan dari pemain Jepang, Kenta Nishimoto yang memiliki peringkat jauh di atasnya. Meski kalah dari Simon Santoso, namun penampilan mengesankan ditunjukkan peraih medali perunggu pada kejuaraan Dunia Junior 2013. Simon harus mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan Ihsan dengan angka ketat.

Anthony Ginting, pemain lapis kedua Indonesia juga menujukkan performa yang ciamik. Memulai pertandingan dari babak kualifikasi, Anthony mampu menumbangkan pemain tuan rumah berperingkat 19 dunia sekaligus unggulan ke-6 kejuaraan ini, Chen Chou Tien di babak pertama. Di babak kedua pun ia sukses menghentikan pemain tuan rumah lainya Yang Chih Hsun, yang menempati peringkat 153 dunia. Sayang Langkahnya terhenti di tangan pemain Jepang Riichi Takeshita.

Di tunggal putri, hanya nama Adriyanti Firdasari yang mecatatkan dirinya sebagai perempat finalis dengan mengalahkan andalan tuan rumah Tai Tzu Ying. (AR)