Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > [Piala Sudirman 2019] Tiongkok Raih Gelar Terbanyak
14 Mei 2019
[Piala Sudirman 2019] Tiongkok Raih Gelar Terbanyak
 
 

Perebutan Piala Sudirman 2019 tinggal menghitung hari. Tiongkok dengan Nanning sebagai kota penyelenggara sudah siap menyelenggarakan kejuaraan yang setiap dua tahun sekali diadakan. Rupanya sampai penyelenggaraan yang ke-16, tercatat hanya tiga negara saja yang bisa memboyong lambang supremasi beregu campuran. Mereka adalah Indonesia, Korea dan Tiongkok.

Indonesia sebagai pencetus perebutan piala beregu campuran hanya baru bisa sekali mengamankan Piala Sudirman. Pada awal penyelenggaraan di tahun 1989, Indonesia berhasil merebut Piala Sudirman dengan mengalahkan Korea di babak final dengan skor 3-2. Sesudahnya, Indonesia belum berhasil menggondol Piala yang memiliki replika candi Borobudur diatasnya. Selebihnya, Indonesia gagal di babak final pada tahun 1991, 1993, 1995, 2001, 2005 dan 2007. Sesudah tahun 2007 sampai sekarang, Indonesia selalu gagal menembus babak final.

Tiongkok menjadi negara dengan pencapaian terbanyak. Tercatat, sepuluh kali Piala Sudirman terbang ke negeri tirai bambu. Tiongkok pun membukukkan diri sebagai negara yang berhasil merebut Piala Sudirman enam kali berturut-turut sejak tahun 2005. Tiongkok berjaya di tahun 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015.

Negara ketiga yang bisa membawa pulang Piala yang berasal dari Indonesia adalah Korea. Korea juga yang menggagalkan usaha Tiongkok di tahun 2003 dan 2017. Selain itu, Korea juga membabat Indonesia dibabak puncak pada tahun 1991 dan 1993. Total empat kali Korea membawa pulang Piala Sudirman.

Selain ketiga negara tersebut, belum ada lagi negara yang bisa merebutnya. Jepang yang pernah mencoba di tahun 2015, ikut kandas di tangan Tiongkok. Denmarkpun tak kuasa membendung Tiongkok. Negeri Skandinavia ini takluk di tangan Tiongkok di babak final pada tahun 1999 dan 2011.

Piala Sudirman kini tengah diincar oleh seluruh pemain dari manca negara. Negara manapun, jika tidak jeli dengan strategi pertandingan, kemungkinan akan bisa tergelincir. Apalagi kekuatan bulutangkis kini sudah merata. (AR)