Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Ajang Pembuktian Hayom, Febe
06 Desember 2010
Ajang Pembuktian Hayom, Febe
 
 

Hari ini (6/12) turnamen prestisius Hongkong Open Super Series 2010 dimulai. Diadakan di Queen Elizabeth Stadium, Wanchai, para pemain top dunia berbondong-bondong memenuhi kotak undian. Para pemain lulusan PB Djarum yang saat ini menghuni Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka dan Maria Febe Kusumastuti, akan diuji kemapanan mental dan fisiknya.

Maria febeKarena tingginya tingkat kompetisi di turnamen ini, tidak mengherankan jika Hayom dan Febe dikelilingi oleh lawan-lawan tangguh yang membutuhkan totalitas permainan luar biasa dari muda/mudi Indonesia ini untuk dapat melewati masing-masing lawannya. Sebagai pemain “muda” Pelatnas - mereka baru mulai menghuni Cipayung awal tahun ini - mungkin gelar juara terlalu muluk, tetapi setidaknya mereka diharapkan dapat memberi kejutan tersendiri.

Hayom akan menjadi pemain “termuda” tim merah-putih di kotak tunggal putra. Ditemani oleh para seniornya - Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, dan Simon Santoso - Hayom mendapat peruntungannya sendiri dengan menjadi satu-satunya laskar tunggal putra Indonesia yang berada di boks final atas.

Di awal, Hayom akan bersua putra tuan rumah, Hu Yun yang dua tahun lalu menjegal Hayom di babak kualifikasi turnamen yang sama dengan skor tipis. Kali ini mereka bersua kembali, dan keduanya sudah menapaki anak tangga yang lebih tinggi di persaingan internasional. Hayom di peringkat 18 dunia, dan Yun di 12 dunia. Hayom berpeluang menang atas Yun jika melihat kiprah Hayom yang pernah menjadi runner up Indonesia Grand Prix Gold 2010 dan India Grand Prix 2009, karena Yun belum pernah masuk final kelas Grand Prix Gold dan Super Series apa pun dalam 12 bulan terakhir.

Jika Hayom mampu mengakali Yun dan melaju ke 16 besar, tampaknya sang kancil Tien Minh Nguyen (unggulan keenam) yang super cekatan akan menjadi lawannya. Jika tugas melawan Tien Minh terselesaikan dengan baik, tugas lebih berat selanjutnya adalah sang macan, Lin Dan, unggulan keempat yang seharusnya mampu lolos ke perempat final. Seandainya Lin Dan pun dapat dilewati, selanjutnya Lee Chong Wei (unggulan pertama) (atau Chen Jin) tampak sangat potensial melaju ke semifinal. Benar-benar dakian gunung yang terjal bagi Hayom di Hongkong.

Jika tingkat kesulitan tugas Hayom meningkat sedikit demi sedikit, beda dengan Febe yang harus langsung berhadapan dengan sang unggulan pertama asal China, Wang Xin di babak pertama. Jika ia mampu melewati Xin pun, tugas-tugas selanjutnya tetaplah tak mudah karena tersebar para pemain putri yang secara garis prestasi dan pengalaman di atas kertas berada di atas Febe. Sebutlah Lu Lan yang tampaknya akan melaju ke babak kedua, dan Pi Hongyan atau Porntip Buranaprasertsuk yang tampak melaju ke perempat final. Tidak sedikit pun terlihat celah “kemudahan” bagi Febe di Wanchai.

Jika kedua atlet PB Djarum ini menjalani jalur berat, bagaimana dengan rekan-rekannya yang lain dari Pelatnas?

Sama saja. Di babak awal, Simon langsung bertemu Park Sung Hwan (Korsel) yang merebut medali perunggu perorangan di Asian Games 2010, kemudian Boonsak Ponsana di babak kedua tampak sudah menanti. Taufik bertemu Du Pengyu di awal yang harusnya mampu ia lalui untuk bersua antara Boonsak atau Simon di perempat final.

Sony berhadapan dengan Hsueh Hsuan Yi (TPE) di babak pertama dan seharusnya mampu melaju ke babak kedua untuk bersua Chen Long (CHN) yang pernah ia kalahkan di Jepang tahun lalu. Jika Chen berhasil ia kalahkan lagi, maka di perempat final kemungkinan besar Sony akan bersua Peter Gade (unggulan kedua).

Skenario terbaik dari ketiga senior putra ini tentunya adalah bertemunya Taufik dan Simon di perempat final, dan bertemunya salah satu dari mereka dengan Sony di semifinal. Tetapi skenario ini bukanlah skenario termudah.

Di tunggal putri, Adriyanti Firdasari nampak akan bersua sang pemain fenomenal asal Thailand, Ratchanok Inthanon –juara Indonesia dan Vietnam Grand Prix 2010– di babak kedua. Mereka pernah bertemu sekali di putaran kualifikasi Piala Uber tahun ini dimana Firda menang dengan skor luar biasa, 21-10 dan 29-27. Jika Firda mampu mengulangi kesuksesannya, maka tampaknya sang unggulan ketiga asal China, Wang Shixian, akan menantinya di perempat final.

Selain Febe dan Firda sebenarnya masih ada dua putri lainnya dari Pelatnas, yakni, Linda Weni Fanetri dan Aprilia Yuswandari. Namun keduanya berangkat dari babak kualifikasi. April sedikit lebih beruntung karena jika berhasil lolos ke babak utama, peluangnya cukup baik untuk dapat melaju ke babak kedua, bahkan perempat final. Sedangkan lokasi lolosan kualifikasi Linda jauh lebih “sesak” karena begitu lolos dari kualifikasi, Pi Hongyan sudah langsung menghadang di depan.

Untuk urusan gelar juara, mau tidak mau beban tersebut tersampir di bahu para senior karena persaingan yang begitu elit. Tetapi bukan berarti keberadaan para muda/mudi seperti Hayom, Febe, April, dan Linda menjadi sia-sia di Hongkong, karena mereka juga memperjuangkan “gelarnya” sendiri, yakni, sejauh apa mereka mampu melaju di pesaingan kelas elit tersebut. Inilah saatnya bagi mereka untuk membuktikan keberadaannya di dunia bulutangkis papan atas internasional, dan menunjukkan potensi generasi selanjutnya yang dimiliki Indonesia. (DC)