Turnamen Nasional
Home > Berita > TURNAMEN INTERNASIONAL > Laga Berat Grup di Guangzhou
10 November 2010
Laga Berat Grup di Guangzhou
 
 

Pesta olahraga Asian Games 2010 akan segera berlangsung di Guangzhou, 13-21 November 2010. Di cabang olahraga bulutangkis, pertandingan grup akan dipertandingkan terlebih dahulu. Sepuluh negara bertanding, lebih dari setengahnya adalah negara kuat dalam bulutangkis. Berat tapi tak mustahil.

Tim putri Indonesia sebenarnya sedikit lebih “beruntung” dalam pengundian karena persaingannya tidak segarang rekan-rekannya di tim putra. Lawan babak pertama putri Indonesia adalah India dimana Indonesia seharusnya mendapat setidaknya dua poin dari tunggal dan satu poin dari ganda. Halangan utama tentu saja tunggal utama India, Saina Nehwal, yang nampaknya akan dihadapi oleh Adriyanti Firdasari sebagai tunggal putri pertama Pelatnas saat ini.

Setelah India, lawan berat selanjutnya adalah Taipei yang sangat kuat di ganda putrinya. Melawan Taipei, Indonesia harus memastikan kemenangan di tiga partai tunggalnya karena inilah titik lemah Taipei. Tetapi tentu saja menambah kemenangan dari partai ganda akan menambah kepercayaan diri tim, karena rasa yakin itu dibutuhkan untuk menghadapi antara Thailand atau Jepang di semifinal. Jika mampu melewati Thailand atau Jepang, maka final sudah berada di depan mata.

Tuan rumah tentunya favorit untuk menjadi finalis satunya lagi, namun jalan mereka pun bukannya mudah, apalagi jika mereka kembali bertemu tim putri Korea Selatan (Korsel) di semifinal. Tentunya kita mengingat hari bersejarah tahun ini dimana tim Uber Korsel yang sangat tidak diunggulkan dalam melawan China di final ternyata mampu membuat macan Asia tersebut ompong, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah bulutangkis putri Korsel, mereka berhasil menggenggam piala Uber. Apakah sejarah akan berulang? Bisa saja. Karena itu Indonesia harus tetap bersiap untuk bertemu China maupun Korsel.

Maria FebeMelawan China atau Korsel memang sulit, namun bukannya tidak mungkin. Melawan Korsel, Indonesia seharusnya mampu unggul di partai tunggal. Melawan China memang akan lebih berat, namun Firda sudah dua kali bertemu Wang Xin sebelumnya dan walaupun kalah, Firda menunjukkan kemajuan dalam melawan Wang Xin; siapa tahu di Guangzhou nanti ia akhirnya mampu mematahkan perlawanan Wang Xin? Maria Febe Kusumastuti sebagai tunggal kedua Indonesia sendiri sebelumnya pernah bertemu Wang Shixian, tunggal kedua China, di All England tahun ini dan menang (tipis). Tim ganda putri kita pun tergolong “bertaring” dan seharusnya mampu memberikan perlawanan berarti pada tim ganda putri China. Sulit memang, namun tidak mustahil.

Putra Sua China di Semifinal?

Tim putra Indonesia berada di boks final yang sama dengan China yang “dipersenjatai” lengkap dengan kehadiran Lin Dan, Chen Jin, Cai Yun/Fu Haifeng, dan Guo Chendong/Xu Chen. Walaupun memperoleh bye di babak pertama, babak kedua Indonesia akan berhadapan (kemungkinan besar) dengan Taipei yang kuat di ganda putranya. Tetapi jika Indonesia mampu mendulang skor sempurna di partai tunggal, maka tidak ada yang perlu dikuatirkan.

Yang perlu lebih dicermati adalah prediksi melawan China di semifinal. Jika partai tunggal dibandingkan dengan partai ganda, maka Indonesia jauh lebih berpeluang menang di partai ganda. Jika Indonesia mampu memastikan kemenangan di partai ini, maka hanya perlu satu kemenangan di partai tunggal.

Seandainya kekuatan sang tuan rumah berhasil dipatahkan oleh putra-putra Indonesia, lawan mereka di final masih terasa samar karena tiket tersebut merupakan perebutan di antara Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Jepang; sebuah kompetisi alot. Tetapi siapa pun lawannya, semangat dan stamina harus terus dijaga agar dapat memberikan penampilan terbaik.

Selamat berjuang tim putra-putri Indonesia di Guangzhou. Tunjukkan pada dunia bahwa kamu (masih) mampu berbicara lantang! (DC)