Ajang pertandingan beregu junior yang bertajuk Superliga Junior 2018, kembali digelar tanggal 16-21 Oktober mendatang, di GOR Djarum Magelang. Empat piala dari dua kelompok umur diperebutkan dalam ajang ini. Nama keempat Piala tersebut diambil dari nama-nama mantan pebulutangkis berprestasi.

Di kategori U19 beregu putra, akan memperebutkan Piala Liem Swie King. Legenda bulutangkis Indonesia ini merupakan andalan Indonesia tahun 70an hingga 80an. Tiga kali menjuarai All England merupakan prestasi besar dari pemilik julukan “King Samash” ini. Sedangkan di bagian putri akan memperebutkan Piala Susy Susanti. Pemain putri terbaik yang pernah dimiliki tim merah putih ini merupakan peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dan peraih sejumlah gelar bergengsi lainnya seperti Kejuaraan Dunia dan All England.

Untuk kategori U17, dua pemain yang pernah menjadi juara dunia Junior Piala Bimantara, diabadikan menjadi nama pialanya. Piala Hariyanto Arbi diperebutkan untuk beregu putra U17 dan Piala Yuni Kartika diperebutkan untuk beregu putri U17. Keempat perebutan Piala ini menjadi ajang mengasa kemampuan pemain muda Indonesia dalam menghadapi turnamen beregu.

“Pertandingan beregu tentu memiliki perbedaan dengan ajang perorangan. Dibutuhkan kekuatan mental, kekompakan dan kerja sama. Nantinya diharapkan atlet muda Indonesia sudah terbiasa mengatasi tekanan dalam ajang beregu,” tutur Achmad Budiharto yang merupakan Sekjen PP PBSI sekaligus Direktur Superliga dalam jumpa pers di Jakarta hari ini (01/10).

Superliga Junior 2018 akan diikuti 13 klub nasional dan internasional. Tim tamu akan datang untuk kategori U19 yakni Keelung High School (Taipei), Granular (Thailand, SCG (Thailand) dan Baminton Association of India. Klub PB Djarum sendiri akan menurunkan pemain terbaiknya. PB Djarum akan mempertahankan gelar juara beregu putra U19 dan U17 yang diraihnya tahun lalu.