Wawancara
Home > Berita > WAWANCARA > Menjelang Sirnas Kalimantan (Bag. 1)
03 Februari 2010
Menjelang Sirnas Kalimantan (Bag. 1)
 
 

Syafitri Nur Azizah : "Harus Bisa Juara"

Atlet yang beranjak remaja ini memiliki nama lengkap Syafitri Nur Azizah. Ia kelahiran kota Klaten, 5 Maret 1996. Syafitri kecil menekuni profesi atlet bulutangkis diawali dari kesenangan terhadap olahraga tepok bulu ini. "Dulu hobby main bulutangkis jadi akhirnya ikutan latihan, waktu itu kalau tidak salah umur saya masih 6 tahun," ungkapnya.

Syafitri akhirnya mengenyam pelatihan dasar bulutangkis di PB Tunas Jaya sejak tahun 2002 hingga tahun 2007. Dalam bimbingan klub tersebut, Syafitri sempat menjuarai beberapa kejuaraan diantaranya adalah juara Bupati Cup Madiun dan finalis Sragen Open 2007.

Syafitri kemudian mengikuti audisi PB Djarum dan akhirnya bergabung bersama PB Djarum sejak tahun 2008. Setelah bergabung bersama PB Djarum inilah, prestasi Pipit, begitu ia biasa dipanggil, semakin bersinar. Dia memulai prestasi diklub barunya dengan menjadi semifinalis PMS Solo Open 2008. Kemudian Syafitri menjadi juara PMS Solo Open tahun berikutnya dan juara III Pertamina Open 2009. Pencapaian tersebut cukup menjadi bukti bahwa kekuatannya kelak atau paling tidak sepanjang tahun ini patut untuk diwaspadai lawan-lawannya. "Saya suka suasana latihan disini, jadi ya betah ada di Djarum (PB Djarum.red)," ungkapnya, saat ditanya mengenai kesannya setelah bergabung dengan PB Djarum.

Dibawah asuhan Rusmanto, Pipit siap beraksi di Sirkuit Nasional Kalimantan yang akan digelar pada tanggal 16 hingga 20 Februari 2010. Ini merupakan sirnas yang ketujuh bagi Pipit. Berbagai persiapan pun telah dilakukan untuk menghadapi sirnas pembuka di tahun 2010 ini. Menjelang sirkuit nasional ini Pipit biasa menambah sendiri porsi latihannya. "Hari minggu seharusnya libur, tapi saya suka latihan sendiri," ungkapnya.

"Harus bisa juara," jawabnya menggebu-gebu saat ditanya targetnya di Balikpapan nanti. Meskipun diakuinya beberapa lawan yang ia anggap tangguh siap menghadangnya. "lawan berat saya diantaranya Febitria (Ragunan), Ni Ketut (SGS)," aku ABG (Anak Baru Gede) yang menyukai ayam dan nasi goreng ini. Dengan konsistensi dan kerja keras, Pipit mungkin bisa menjadi aset masa depan Indonesia. (IR/hk)