Alumni
Home > Profil > Player of the month > Yantoni dan Tedi Perkuat Tim AJC Indonesia
Februari 2014
Yantoni dan Tedi Perkuat Tim AJC Indonesia

PB Djarum kembali akan memberikan kontribusi kepada tim merah putih di ajang junior bergengsi Kejuaraan Asia Junior (AJC) 2014. Diantaranya adalah Yantoni Edi Saputra dan Tedi Supriadi di sektor ganda. Keduanya didaulat akan menjadi punggawa merah putih untuk berburu gelar di Taipei 16 hingga 23 Februari mendatang.

Pemilihan kedua atlet PB Djarum ini untuk menjadi bagian tim bukan sebuah hasil instan. Namun sebuah akumulasi perjalanan keduanya dalam meniti karir mereka di dunia bulutangkis. Yantoni sudah sejak tahun 2013 lalu dipercaya untuk mengawal merah putih di ajang bergengsi.

Di Kejuaraan Dunia Junior (WJC), si kidal yang berpasangan dengan Fajar Alfian ini mampu menembus hingga babak perempat final dan bahkan sempat menundukkan unggulan. Tahun 2013 lalu, Yantoni mengantongi empat gelar juara Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) dan membuatnya dipanggil untuk menjadi bagian tim ke AJC. Atlet yang lahir di Samarinda 30 April 1997 silam ini memang bisa terbilang istimewa, dia tidak pernah berprestasi di tingkat remaja, karena setelah mencatatkan prestasi di tingkat pemula, ia langsung bisa unjuk gigi di nomor taruna.

Sementara Tedi yang bergabung dengan PB Djarum di tahun 2011 lalu, harus melalui tahap seleksi untuk AJC. Sepanjang 2013 ia memang tidak terlalu banyak memboyong gelar, namun penampilan yang konsisten sejak tahun 2012 saat bertarung di remaja tentu menjadi modal bagi Tedi untuk bisa unjuk kemampuan.

Ia pun mulai menunjukkan bahwa dirinya pantas untuk bisa menjadi wakil Indonesia sejak bisa finis ketiga di ajang bergengsi Junior Masters yang digelar Desember 2013 lalu. Ia pun bahkan sudah menyumbangkan medali perak bagi Indonesia di ajang multi olah raga Islamic Solidarity Games yang digelar di Palembang 2013 lalu.

Yantoni dan Tedi keduanya memiliki modal besar untuk bisa bersinar di masa yang akan datang. Permainan penuh power dari Yantoni, tentu menjadi bekal untuk menggedor pertahanan lawan. Sementara Tedi lebih menyukai berada di depan net dan "mempermainkan" arah shuttlecock agar rekannya bisa menembus pertahanan lawan.

Keduanya memang memiliki karakter permainan yang berbeda. Tetapi keduanya tentu memiliki mimpi dan cita-cita yang sama, menjadi penerus tongkat estafet prestasi bulutangkis Indonesia. (IR)