Alumni
Home > Profil > Player of the month > [Praveen Jordan/Debby Susanto] Juara Yang Tak Terduga
Januari 2006
[Praveen Jordan/Debby Susanto] Juara Yang Tak Terduga

Pasangan ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/tampil luar biasa di kejuaraan bulutangkis tertua All England 2016. Semula banyak yang tak menduga jika pasangan ini bisa merebut gelar juara di kejuaraan yang biasa di sebut-sebut sebagai kejuaraan dunia tak resmi. Bagaimana tidak, di kejuaraan ini bertengger sejumlah nama besar macam Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pasangan yang sudah tiga kali merebut gelar juara All England. Ada lagi nama pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei dan juga pasangan ganda campuran terbaik dunia lainnya. Namun secara fantastis, pasangan binaan PB Djarum ini bermain baik dan bisa mengalahkan semua lawan-lawannya.

Kisah sukses Praveen/Debby di kejuaraan sekelas Super Series Premier di awali dengan menundukkan pasangan asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo dengan 21-14, 21-17. Di babak kedua, Kenta Kazuno/Ayane Kurihara sempat membuat ganda Indonesia bersusah payah. Pasalnya ganda Jepang ini mampu mencuri game pertama dengan 21-13 sebelum akhirnya kalah dengan 21-14, 21-18.

Di babak perempat final, Praveen/Debby sudah di tunggu pasangan China Liu Chen/Bao Yixin yang menjadi unggulan ke-3. Luar biasanya pasangan Indonesia pun kembali bisa menang dan membabat pasangan China dengan 21-14, 23-21 dan membawa mereka menuju babak semifinal.

Pertandingan berat sebenarnya harus di jalani Praveen/Debby si babak empat besar. Ganda nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei menjadi lawan yang harus di temui di babak semifinal. Catatan pertemuan yang selalu menguntungkan lawan kali ini tidak di hiraukan oleh ganda Indonesia. Tampil seperti kesetanan, Praveen/Debby memporak porandakan sang peraih medali emas Olimpiade. Kokohnya pertahanan Debby di tambah dengan smash keras Praveen membuat ganda China mati kutu. Tak pelak, hanya dalam dua game ganda Indonesia menang dengan 21-19, 21-16.

Di babak final, Praveen/Debby bersua dengan ganda campuran terbaik yang di miliki oleh Eropa Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Di pertandingan puncak seperti menjadi klimaks bagi Praveen/Debby.  Kembali mereka mempertontonkan kualitas seorang juara di hadapan para pecinta bulutangkis dunia. Dominasi permainan ganda Indonesia yang sesungguhnya tersaji selama empat puluh tiga menit. Kuatnya permainan ganda Indonesia membuatnya menang cepat di game pertama dengan 21-12. Di game kedua pertandingan sempat berjalan imbang, tetapi Praveen/Debby yang sudah mendapat angin kemenangan bisa menutupnya dengan 21-17.

Kemenangan Praveen/Debby di babak final membuatnya berhasil merebut satu-satunya gelar juara di All England untuk Indonesia. (AR)